Belasan siswa-siswi hadir di pertemuan pertama Remedial di Gudskul (16/2). Pertemuan pertama itu menjadi ajang perkenalan siswa dengan ruang kolektif Gudskul yang menarasikan perkembangan seni rupa kontemporer. Gudskul dengan ruang kolektif berupa galeri-galeri menjadi khasanah baru bagi belasan mata siswa-siswi yang tergabung dalam program remedial. Mereka dipandu Wacil Wahyudi mengenal lebih dekat dengan galeri-galeri kolektif yang ada di Gudksul : Ruru Kids, Serrum, GHH, ArtLab ruangrupa, Jakarta 32°C. Mereka juga mengunjungi perpustakaan dan ruru shop.
Tahun 2019 ini remedial menerima 15 peserta dari pelbagai sekolah yang ada di Jakarta. Gudskul dengan kolektif yang ada di dalamnya termasuk Serrum menjadikan program remedial sebagai wadah kreativitas seni rupa dan literasi siswa. Tazkia dari ESOA, salah satu peserta remedial memberikan alasan bergabung adalah karena wawasan dan koneksi, “Mungkin saya bisa menemukan keahlian khusus lewat banyak komunitas di sini,” ungkap Tazkia yang memiliki kesenangan dalam ilustrasi dan video games.
Tentu program ini menjadi jawaban sementara : ruang kolektif Gudskul dapat menyentuh arus narasi perkembangan seni rupa dan literasi di sekolah. Kerja kolektif kebudayaan seperti ini selalu menyimpan api narasi pendidikan yang tak tersentuh buku paket sekolah. Dan remedial melalui programnya ingin menambah laju narasi dan wacana bagi siswa-siswi dalam perkembangan seni rupa dan literasi hari ini yang terkoneksi langsung dengan ruang kolektif Gudskul.